MAKALAH
PERAN DAN FUNGSI
SUMBER BELAJAR
Disusun untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah
Pengembangan Media dan Pengelolaan Sumber Belajar
Dosen pengampu Bapak Dr. Syamsuddin
Disusun oleh:
Kelompok 7
Eneng Novalia Haris
Dahlia Kemalasari
Kartini Hamiddya
Tina Martiana
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA
MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM AS SYAFIIYAH JAKARTA
NOVEMBER 2012
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA
MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM AS SYAFIIYAH JAKARTA
NOVEMBER 2012
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan inayah- Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah Peran dan Fungsi Sumber Belajar ini. Dalam
makalah ini kami memfokuskan pembahasan pada pengertian sumber belajar, peran
sumber belajar dalam pembelajaran, jenis-jenis sumber belajar, fungsi sumber
belajar dan pemanfaatan sumber belajar.
Dalam
kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi atas penyelesaian
makalah ini. Semoga Allah SWT memberi berkah atas amal usaha kita. Kendati
demikian kami menyadari makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, kami mohon maaf dengan segala
kekurangan ataupun kesalahan dalam makalah ini.
Kami berharap,
semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi para mahasiswa Universitas
As Safiiyah Jakarta dalam memahami
materi Peranan dan Fungsi Sumber Belajar pada Mata Kuliah Pengembangan Media
dan Pengelolaan Sumber Belajar, juga para pembaca umumnya. Kamipun terbuka menerima kritik dan saran dari para
pembaca semua, guna perbaikan di masa yang akan datang.
Serang, 24 November
2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Pendidikan merupakan kunci keberhasilan dan kesuksesan suatu bangsa.
Istilah belajar sudah terlalu
akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Di masyarakat, kita
sering menjumpai penggunaan istilah belajar seperti belajar
membaca, belajar bernyanyi, belajar berbicara, belajar matematika. Masih
banyak lagi penggunaan istilah, bahkan termasuk kegiatan
belajar yang sifatnya lebih umum dan tak mudah diamati, seperti, belajar hidup
mandiri, belajar menghargai waktu, belajar berumah-tangga, belajar
bermasyarakat, belajar mengendalikan diri, dan sejenisnya.
Bila kita ingin lebih mengkaji lebih
mendalam mengenai pendidikan dan belajar, hal yang perlu untuk tidak
dilupakan adalah mengenai sumber belajar. Semua kegiatan dalam belajar maupun
dalam dunia pendidikan perlu adanya sumber belajar untuk mewujudkan tujuan
pendidikan. Oleh karena itu penulis ingin mengkaji dan memahami apa sebenarnya
sumber belajar dalam dunia pendidikan itu. Dalam makalah ini penulis ingin
menguraikan tentang pengertian sumber belajar, Jenis- jenis sumber belajar
dalam pendidikan, Fungsi sumber belajar dan pemanfatan sumber belajar.
B. RUMUSAN
MASALAH
Dari latar belakang tersebut maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
Dari latar belakang tersebut maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
a.
Apa
yang dimaksud dengan sumber belajar?
b.
Apa
peran sumber belajar dalam pembelajaran
c.
Apa saja
jenis-jenis sumber belajar itu?
d.
Bagaimana
fungsi sumber belajar?
e.
Mengetahui
bagaimana pemanfaatan sumber belajar?
C. TUJUAN
Dari
rumusan masalah ini di dapat, bahwa makalah ini dibuat dengan tujuan untuk:
a.
Mengetahui
pengertian sumber belajar
b.
Mengetahui
peran sumber belajar dalam pembelajaran
c.
Mengetahui
jenis-jenis sumber belajar
d.
Mengetahui
fungsi sumber belajar
e.
Mengetahui
bagaimana pemanfaatan sumber belajar
BAB II
PEMBAHASAN
PERAN DAN FUNGSI SUMBER BELAJAR
A.
PENGERTIAN SUMBER BELAJAR
Sumber
belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar
yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil
belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil
belajar (output) namun juga dilihat dari proses berupa interaksi siswa dengan
berbagai macam sumber belajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar dan
mempercepat pemahaman dan penguasaan dibidang ilmu yang dipelajarinya. (Wina
Sanjaya)
Barbara
B. Seels dan Rita C. Richey, dalam buku Tenologi Pembelajaran, definisi dan
Kawasannya mengatakan bahwa yang dimaksud dengan sumber ialah asal yang
mendukung terjadinya belajar, termasuk system pelayanan, bahan pembelajaran dan
lingkungan. Sumber belajar tidak hanya terbatas pada bahan dan alat yang
digunakan dalam proses belajar pembelajaran, melainkan juga tenaga, biaya dan
fasilitas. Sumber belajar mencakup apa saja yang yang dapat digunakan untuk
membantu tiap orang untuk belajar dan menampilkan kompetensinya.
AECT (Association for Education and Communication Technology) menyatakan bahwa sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Sumber belajar adalah bahan-bahan yang dimanfaatkan dan diperlukan dalam proses pembelajaran, yang dapat berupa buku teks, media cetak, media elektronik, narasumber, lingkungan sekitar, dan sebagainya yang dapat meningkatkan kadar keaktifan dalam proses pembelajaran.
Menurut Abdul Majid, dalam bukunya Perencanaan Pembelajaran, sumber belajar diartikan segala tempat atau lingkungan sekitar, benda dan orang yang mengandung informasi dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses perubahan tingkah laku.
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang tersedia di sekitar lingkungan belajar yang berfungsi untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil belajar saja, namun juga dilihat dari proses pembelajaran yang berupa interaksi siswa dengan berbagai sumber belajar yang dapat memberikan rangsangan untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajari. (http://info-makalah.blogspot.com/2011/07/media-dan-sumber-belajar.html)
Belajar-mengajar sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang tidak terlepas dari komponen-komponen lain yang saling berinteraksi didalamnya. Salah satu komponen dalam proses tersebut adalah sumber belajar. Sumber belajar itu tidak lain adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung atau tidak langsung, sebagian atau keseluruhan.
Sumber belajar dalam pengertian sempit adalah, misalnya, buku-buku atau bahan-bahan tercetak lainnya. Pengertian itu masih banyak dipakai dewasa ini oleh sebagian besar guru. Misalnnya dalam program pengajaran yang biasa disusun oleh para guru terdapat komponen sumber belajar, dan pada umumnya akan diisi oleh buku-buku teks atau buku-buku wajib yang dianjurkan. Pengertian sumber belajar tersebut sama sempitnya bila diartikan sebagai semua sarana pengajaran yang dapat menyajikan pesan auditif atau visual saja, misalnya OHP, slides, video, film, dan perangkat keras (hardware) lainnya.
Pengertian yang lebih luas diberikan oleh Edgar Dale yang menyatakan bahwa pengalaman itu adalah sumber belajar. Sumber belajar dalam pengertian tersebut menjadi sangat luas maknanya, seluas hidup itu sendiri, karena segala sesuatu yang dialami dianggap sebagi sumber belajar sepanjang hal itu membawa pengalaman yang menyebabkan belajar. Belajar pada hakikatnya adalah sebuah proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelumnya.
Edgar Dale berpendapat bahwa pengalaman yang dapat memberikan sumber belajar diklasifikasikan menurut jenjang tertentu, berbentuk kerucut pengalaman (cone of experience). Penjenjangan jenis-jenis pengalaman tersebut disusun dari yang kongkrit sampai yang abstrak.
Sebagaimana yang telah diuraikan, sumber belajar adalah segala daya yang dapat dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada orang dalam belajarnya. Dalam pengembangan sumber belajar itu terdiri dari dua macam, yaitu;
Pertama, sumber belajar yang dirancang atau secara sengaja dibuat atau dipergunakan untuk membantu belajar mengajar, biasa disebut learning resources by design, (sumber belajar yang dirancang). Sumber belajar semacam ini sering disebut bahan pembelajaran. Misalnya buku pelajaran, modul, brosur, ensiklopedi, program audio, program slide suara, film, video, slides, film strips, transparansi (OHT). Semua perangkat keras ini memang secara sengaja dirancang guna kepentingan pengajaran.
Kedua, sumber belajar yang dimanfaatkan guna memberi kemudahan seseorang dalam belajar berupa segala macam sumber belajar yang ada disekitar lingkungan kita, sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan. Sumber belajar tersebut tidak dirancang untuk kepentingan tujuan suatu kegiatan pengajaran, namun dapat ditemukan, dipilih dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sumber belajar ini disebut learning resources by utilization. Misalnya taman, pasar, toko, museum, kebun binatang, waduk, sawah, terminal, surat kabar, siaran televise, film, tokoh masyarakat, pejabat pemerintah, tenaga ahli, pemuka agama, olahragawan, dan sebagainya yang ada di lingkungan sekitar yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan belajar.
Segenap sumber belajar yang dirancang maupun yang tidak dirancang diklasifikasikan sebagai orang, peralatan, teknik, atau metode, dan kondisi atau lingkungan. Dalam prakteknya, segala macam sumber belajar , baik yang dirancang maupun yang dimanfaatkan, tidak selalu harus dibedakan karena memang sulit untuk diidentifikasi secara tegas. (http://aroftumbihadza.blogspot.com/2011/05/fungsi-sumber belajar.html)
AECT (Association for Education and Communication Technology) menyatakan bahwa sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Sumber belajar adalah bahan-bahan yang dimanfaatkan dan diperlukan dalam proses pembelajaran, yang dapat berupa buku teks, media cetak, media elektronik, narasumber, lingkungan sekitar, dan sebagainya yang dapat meningkatkan kadar keaktifan dalam proses pembelajaran.
Menurut Abdul Majid, dalam bukunya Perencanaan Pembelajaran, sumber belajar diartikan segala tempat atau lingkungan sekitar, benda dan orang yang mengandung informasi dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses perubahan tingkah laku.
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang tersedia di sekitar lingkungan belajar yang berfungsi untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil belajar saja, namun juga dilihat dari proses pembelajaran yang berupa interaksi siswa dengan berbagai sumber belajar yang dapat memberikan rangsangan untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang dipelajari. (http://info-makalah.blogspot.com/2011/07/media-dan-sumber-belajar.html)
Belajar-mengajar sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang tidak terlepas dari komponen-komponen lain yang saling berinteraksi didalamnya. Salah satu komponen dalam proses tersebut adalah sumber belajar. Sumber belajar itu tidak lain adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung atau tidak langsung, sebagian atau keseluruhan.
Sumber belajar dalam pengertian sempit adalah, misalnya, buku-buku atau bahan-bahan tercetak lainnya. Pengertian itu masih banyak dipakai dewasa ini oleh sebagian besar guru. Misalnnya dalam program pengajaran yang biasa disusun oleh para guru terdapat komponen sumber belajar, dan pada umumnya akan diisi oleh buku-buku teks atau buku-buku wajib yang dianjurkan. Pengertian sumber belajar tersebut sama sempitnya bila diartikan sebagai semua sarana pengajaran yang dapat menyajikan pesan auditif atau visual saja, misalnya OHP, slides, video, film, dan perangkat keras (hardware) lainnya.
Pengertian yang lebih luas diberikan oleh Edgar Dale yang menyatakan bahwa pengalaman itu adalah sumber belajar. Sumber belajar dalam pengertian tersebut menjadi sangat luas maknanya, seluas hidup itu sendiri, karena segala sesuatu yang dialami dianggap sebagi sumber belajar sepanjang hal itu membawa pengalaman yang menyebabkan belajar. Belajar pada hakikatnya adalah sebuah proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelumnya.
Edgar Dale berpendapat bahwa pengalaman yang dapat memberikan sumber belajar diklasifikasikan menurut jenjang tertentu, berbentuk kerucut pengalaman (cone of experience). Penjenjangan jenis-jenis pengalaman tersebut disusun dari yang kongkrit sampai yang abstrak.
Sebagaimana yang telah diuraikan, sumber belajar adalah segala daya yang dapat dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada orang dalam belajarnya. Dalam pengembangan sumber belajar itu terdiri dari dua macam, yaitu;
Pertama, sumber belajar yang dirancang atau secara sengaja dibuat atau dipergunakan untuk membantu belajar mengajar, biasa disebut learning resources by design, (sumber belajar yang dirancang). Sumber belajar semacam ini sering disebut bahan pembelajaran. Misalnya buku pelajaran, modul, brosur, ensiklopedi, program audio, program slide suara, film, video, slides, film strips, transparansi (OHT). Semua perangkat keras ini memang secara sengaja dirancang guna kepentingan pengajaran.
Kedua, sumber belajar yang dimanfaatkan guna memberi kemudahan seseorang dalam belajar berupa segala macam sumber belajar yang ada disekitar lingkungan kita, sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan. Sumber belajar tersebut tidak dirancang untuk kepentingan tujuan suatu kegiatan pengajaran, namun dapat ditemukan, dipilih dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sumber belajar ini disebut learning resources by utilization. Misalnya taman, pasar, toko, museum, kebun binatang, waduk, sawah, terminal, surat kabar, siaran televise, film, tokoh masyarakat, pejabat pemerintah, tenaga ahli, pemuka agama, olahragawan, dan sebagainya yang ada di lingkungan sekitar yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan belajar.
Segenap sumber belajar yang dirancang maupun yang tidak dirancang diklasifikasikan sebagai orang, peralatan, teknik, atau metode, dan kondisi atau lingkungan. Dalam prakteknya, segala macam sumber belajar , baik yang dirancang maupun yang dimanfaatkan, tidak selalu harus dibedakan karena memang sulit untuk diidentifikasi secara tegas. (http://aroftumbihadza.blogspot.com/2011/05/fungsi-sumber belajar.html)
B.
PERAN SUMBER BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN
Sumber belajar mempunyai peran yang
sangat erat dengan pembelajaran yang dilakukan, adapun peran tersebut dalam
pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Peran Sumber Belajar dalam Pembelajaran
Individual
Pola komunikasi dalam belajar individual
sangat dipengaruhi oleh peran sumber belajar yang dimanfaatkan dalam proses
belajar. Titik berat pembelajaran individual adalah pada peserta didik, sedang
guru mempunyai peran sebagai penunjang atau fasilitator. Sehingga peran sumber
belajar sangat penting.
Dalam
pembelajaran individual terdapat tiga pendekatan yang berbeda yaitu :
(1) Front line teaching method, dalam
pendekatan ini guru berperan menunjukkan sumber belajar yang perlu dipelajari.
(2) Keller Plan, yaitu pendekatan
yang menggunakan teknik personalized system of instruksional (PSI) yang ditunjang dengan berbagai sumber berbentuk audio visual
yang didesain khusus untuk belajar individual.
(3) Metode
proyek, peran guru cenderung sebagai penasehat dibanding
pendidik, sehingga peserta didiklah yang bertanggung jawab dalam memilih,
merancang dan melaksanakan berbagai kegiatan belajar.
Sumber belajar hendaknya dirancang
berdasarkan prinsip:
(a) Dialog,
drama, diskusi yang disajikan menarik melalui permainan, kombinasi warna dan suara.
(b) Persuasif dan bukan menggurui atau mendikte.
(c) Pemilihan sumber belajar yang tepat.
(d) Bentuk sajiannya singkat, padat, jelas dan
menyeluruh.
Dalam
pembelajaran individual, peranan guru dalam interaksi dengan peserta didik
lebih banyak sebagai konsultan, pengelola belajar, pengarah, pembimbing,
penerima hasil kemajuan belajar peserta didik. Waktu yang digunakan untuk
melaksanakan tugas dalam pembelajaran individual 10 % dari total waktu belajar,
oleh sebab itu frekwensi pertemuannya jarang sekali.
b. Peran
Sumber Belajar dalam Belajar Klasikal
Pola
komunikasi dalam belajar klasikal yang dipergunakan adalah komunikasi langsung
antara guru dengan peserta didik. Hasil belajar sangat tergantung oleh kualitas
guru, karena guru merupakan sumber belajar utama. Sumber lain seolah-olah tidak
ada peranannya sama sekali, karena frekuensi belajar didominari interaksinya
dengan guru.
Pemanfaatan
sumber belajar selain guru, sangat selektif dan sangat ketat di bawah petunjuk
dan kontrol guru. Di samping itu guru sering memaksakan penggunaan sumber
belajar yang kurang relevan dengan ciri-ciri peserta didik dan tujuan belajar,
hal ini terjadi karena sumber belajar yang tersedia terbatas. Peranan Sumber
Belajar secara keseluruhan seperti terlihat dalam pola komunikasinya selain
guru rendah. Keterbatasan penggunaan sumber belajar terjadi karena metode
pembelajaran yang utama hanyalah metode ceramah. Menurut Percipal and Ellington
(1984), bahwa perhatian yang penuh dalam belajar dengan metode ceramah
(attention spannya) makin lama makin menurun drastis. Misalnya dalam 50 menit
belajar, maka pada awal belajar attention spannya berkisar antara 12-15 menit,
kemudian makin mendekati akhir pelajaran turun menjadi 3-5 menit.
Di
samping itu British Audio Visual
Association (1985), menyatukam bahwa 75 % pengetahuan diperoleh melalui
indera penglihatan, 13 % indera pendengaran, 6 % indera sentuhan dan rabaan dan
6 % indera penciuman dan lidah.
Sedangkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh perusahaan SOVOCOM COMPANY di Amerika
dalam Sadiman (1989: 155-156), tentang kemampuan manusia dalam menyimpan pesan
adalah : verbal (tulisan) 20%, Audio saja 10%, visual saja 20%, Audio visual
50%. Tetapi jika proses belajar hanya menggunakan methode:
(a) Membaca saja, maka pengetahuan
yang mengendap hanya 10%
(b) Mendengarkan saja pengetahuan
yang mengendap hanya 20%.
(c) Melihat
saja pengetahuan yang mengendap bisa 50%.
(d) Mengungkapkan sendiri pengetahuan
yang mengendap bisa 80%.
(e) Mengungkapkan sendiri dan
mengulang pada kesempatan lain 90%
Dari penjelasan tersebut diatas, bahwa guru
harus pandai memilih dan mengkombinasikan metode pembelajaran dengan belajar
yang ada.
(http://nurmayanti-smi.blogspot.com/2011/10/peran-dan-fungsi-sumber-belajar.html )
c. Peran
Sumber Belajar dalam Belajar Kelompok
Pola
komunikasi dalam belajar kelompok, menurut Derek Rowntere dalam bukunya Educational Technologi in Curriculum
Development (1982), menyajikan pola komunikasi yang secara umum
ditetapkan dalam belajar yaitu pola:
a) Buzz sessions (diskusi singkat) adalah
kemampuan yang diperoleh peserta didik untuk didiskusikan singkat sambil jalan.
Sumber belajar yang digunakan adalah materi yang digunakan sebelumnya.
b) Controllet discussion (diskusi dibawah
kontrol guru), sumber belajarnya antara lain adalah bab dari suatu buku, materi
dari program audio visual, atau masalah dalam praktek laboratorium
c) Tutorial adalah belajar dengan guru
pembimbing, sumber belajarnya adalah masalah yang ditemui dalam belajar,
harian, bentuknya dapat bab dari buku, topik masalah dan tujuan instruksional
tertentu.
d) Team project (tim proyek) adalah suatu
pendekatan kerjasama antar anggota kelompok dengan cara mengenai suatu proyek
oleh tim.
e) Simulasi
(persentasi untuk menggambarkan keadaan yang sesungguhnya).
f) Micro teaching, (proyek pembelajaran yang direkam dengan video).
g) Self
helf group (kelompok swamandiri).
C.
JENIS-JENIS SUMBER BELAJAR
Menurut AECT (Association For Educational Communication And Technology) membagi
sumber belajar dalam enam jenis, (Wina Sanjaya) yaitu:
1.
Pesan (message)
Maksudnya
segala informasi yang harus disalurkan oleh komponen, selain guru, yang berbentuk ide, fakta, pengertian dan
data.
Pesan merupakan
sumber belajar yang meliputi:
a. Pesan
formal, yaitu pesan yang dikeluarkan oleh lembaga resmi seperti pemerintah atau
pesan yang disampaikan guru dalam situasi pembelajaran. Pesan-pesan ini selain
disampaikan secara lisan juga dibuat dalam bentuk dokumen, seperti kurikulum,
peraturan pemerintah, perundangan, silabus dan sebagainya.
b. Pesan non
formal yaitu pesan yang ada di lingkungan masyarakat luas yang dapat digunakan
sebagai bahan pembelajaran, misalnya cerita rakyat, legenda, ceramah oleh tokoh
masyarakat dan ulama, prasasti, relief-relief pada candi, kitab-kitab kuno dan
peninggalan sjarah yang lain.
2.
Orang (People)
Yaitu orang
yang bertindak sebagai penyimpan dalam penyalur pengolah dan pengkaji pesan.
Orang itu bisa siapa saja yang memiliki keahlian tertentu dimana peserta didik
dapat belajar sesuatu. Misal guru mendatangkan para ahli untuk menyampaikan
pesan seperti dokter menceritakan cara mengobati pasien di Puskesmas.
Semua orang
pada dasarnya dapat berperan sebagai sumber belajar, namun secara umum dapat
dibagi dua kelompok.
Pertama,
kelompok orang yang didesain khusus sebagai sumber belajar utama yang dididik
secara professional untuk mengajar, seperti guru, konselor, instruktur,
widyaiswara. Termasuk juga kepala sekolah, laboran, teknisi sumber belajr,
pustakawan dan lain-lain.
Kedua, adalah
kelompok orang yang memiliki profesi selain tenaga yang berada di lingkungan
pendidikan dan profesinya tidak terbatas, Misalnya politisi, tenaga kesehatanm
pertanian, arsitek, psikolog, lawyer, polisi, pengusaha dan lain-lain.
3.
Bahan (Matterials)
Yaitu barang-barang
yang lazim disebut media atau perangkat lunak (software) yang biasanya berisikan pesan pembelajaran untuk
disampaikan dengan menggunakan peralatan, bahan itu sendiri sudah merupakan
bentuk penyajian.
Contoh: buku
paket, buku teks, modul, program video, film, OHT (over head transparency), program slide dan sebagainya.
4. Peralatan (device)
Yaitu sesuatu
yang disebut media/hardware yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan
dalam bahan. Di dalamnya mencakup radio, multimedia projector/infocus, slide
projector, OHP dan sebagainya.
5. Teknik atau metode (Technique)
Yaitu prosedur
yang disisipkan dalam mempergunakan bahan pelajaran, peralatan, situasi dan
orang yang menyampaikan pesan. Contoh guru mendemonstrasikan (memberi contoh)
mengenai bagaimana cara memegang bola tangan yang tepat. Selain itu, teknik
yang dimaksud adalah cara (prosedur) yang digunakan orang dalam memberikan
pembelajaran guna tercapai tujuan pembelajaran. Di dalamnya mencakup ceramah,
permainan/ simulasi, Tanya jawab, role play (sosiodrama) dan sebagainya.
6. Lingkungan (setting)
Maksudnya tempat atau situasi sekitar dimana
pesan disalurkan atau di sampaikan dan di terima oleh seseorang sehingga seseorang
itu dapat melakukan belajar atau proses perubahan tingkah laku. Latar atau
lingkungan yang berada di dalam sekolah maupun lingkungan yang berada di luar
sekolah, baik yang sengaja dirancang maupun yang tidak secara khusus disiapkan
untuk pembelajaran. Seperti pengaturan ruangan, pencahayaan, ruangan kelas,
perpustakaan, laboratorium, halaman sekolah, kebun sekolah, lapangan sekolah,
kebun binatang, pasar, museum, sungai, gunung, tempat pembuangan sampah, taman,
kolam ikan, rumah dan sebagainya. (http://www.subri-msi.net/berita-180-jenisjenis-sumber-belajar-dan-media-pembelajaran-ditk.html,
http://kurniasihnia0773.blogspot.com/)
Sumber belajar akan menjadi bermakna bagi
peseta didik maupun guru apabila sumber belajar diorganisir melalui satu
rancangan yang memungkinkan seseorang dapat memanfaatkannya sebagai sumber
belajar. Jika tidak, maka itu semua tidak berarti apa-apa.
D.
FUNGSI SUMBER BELAJAR
Sumber belajar memiliki fungsi :
a. Meningkatkan produktivitas pembelajaran, dengan jalan:
(1) mempercepat laju
belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu
secara lebih baik
secara lebih baik
(2) mengurangi beban guru dalam menyajikan
informasi, sehingga dapat lebih
banyak membina dan mengembangkan gairah.
b. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan
cara:
banyak membina dan mengembangkan gairah.
b. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan
cara:
(1) mengurangi kontrol guru
yang kaku dan tradisional
(2) memberikan kesempatan
bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan
kemampuannnya.
kemampuannnya.
(1) perancangan program pembelajaran yang lebih
sistematis
(2) pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi
oleh penelitian.
d.
Lebih
memantapkan pembelajaran, dengan jalan:
(1) meningkatkan kemampuan
sumber belajar
(2) penyajian informasi
dan bahan secara lebih kongkrit.
e.
Memungkinkan
belajar secara seketika, yaitu:
(1) mengurangi kesenjangan
antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak
dengan realitas yang sifatnya kongkrit;
dengan realitas yang sifatnya kongkrit;
(2) memberikan pengetahuan
yang sifatnya langsung.
f.
Memungkinkan
penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan
informasi yang mampu menembus batas geografis.
informasi yang mampu menembus batas geografis.
Fungsi-fungsi di atas sekaligus menggambarkan
tentang alasan dan arti penting sumber belajar untuk kepentingan proses dan
pencapaian hasil pembelajaran siswa.
E.
PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR
Banyak orang beranggapan bahwa untuk
menyediakan sumber belajar menuntut adanya biaya yang tinggi dan sulit untuk
mendapatkannya, yang kadang-kadang ujung-ujungnya akan membebani orang tua
siswa untuk mengeluarkan dana pendidikan yang lebih besar lagi. Padahal dengan berbekal kreativitas, guru dapat membuat dan
menyediakan sumber belajar yang sederhana dan murah. Misalkan, bagaimana guru
dan siswa dapat memanfaatkan bahan bekas. Bahan bekas, yang banyak berserakan
di sekolah dan rumah, seperti kertas, mainan, kotak pembungkus, bekas kemasan
sering luput dari perhatian kita.
Dengan sentuhan kreatifitas, bahan-bahan bekas yang biasanya
dibuang secara percuma dapat dimodifikasi dan didaur-ulang menjadi sumber
belajar yang sangat berharga. Demikian pula, dalam memanfaatkan lingkungan
sebagai sumber belajar tidak perlu harus pergi jauh dengan biaya yang mahal,
lingkungan yang berdekatan dengan sekolah dan rumah pun dapat dioptimalkan
menjadi sumber belajar yang sangat bernilai bagi kepentingan belajar siswa.
Masih banyak
sekolah-sekolah yang memiliki halaman atau pekarangan yang cukup luas, namun
keberadaannya seringkali ditelantarkan dan tidak terurus. Jika saja lahan-lahan
tersebut dioptimalkan akan menjadi
sumber belajar yang sangat berharga. Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat
penting dan memiliki nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses
pembelajaran siswa.
Lingkungan
dapat memperkaya bahan dan kegiatan belajar. Lingkungan yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber Belajar terdiri dari
a.
Lingkungan sosial
Lingkungan sosial dapat digunakan
untuk memperdalam ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan sedangkan lingkungan alam
dapat digunakan untuk mempelajari tentang gejala-gejala alam dan dapat
menumbuhkan kesadaran peserta didik akan cinta alam dan partispasi dalam
memlihara dan melestarikan alam.
Pemanfaatan lingkungan dapat
ditempuh dengan cara melakukan kegiatan dengan membawa peserta didik ke
lingkungan, seperti survey, karyawisata, berkemah, praktik lapangan dan
sebagainya. Bahkan belakangan ini berkembang kegiatan pembelajaran dengan apa
yang disebut out-bond, yang pada dasarnya merupakan proses pembelajaran dengan
menggunakan alam terbuka.
Di samping itu pemanfaatan
lingkungan dapat dilakukan dengan cara membawa lingkungan ke dalam kelas,
seperti : menghadirkan nara sumber untuk menyampaikan materi di dalam kelas.
Agar penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar berjalan efektif, maka perlu
dilakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta tindak lanjutny
b.
Lingkungan fisik (alam)
Lingkungan alam atau lingkungan
fisik adalah segala sesuatu yang sifatnya alamiah, seperti sumber daya alam
(air, hutan, tanah, batu-batuan), tumbuh-tumbuhan dan hewan (flora dan fauna),
sungai, iklim, suhu, dan sebagainya.Lingkungan alam sifatnya relatif menetap,
oleh karena itu jenis lingkungan ini akan lebih mudah dikenal dan dipelajari
oleh anak. Sesuai dengan kemampuannya, anak dapat mengamati perubahan-perubahan
yang terjadi dan dialami dalam kehidupan sehari-hari, termasuk juga proses
terjadinya.
Dengan mempelajari lingkungan alam
ini diharapkan anak akan lebih memahami gejala-gejala alam yang terjadi dalam
kehidupannya sehari-hari, lebih dari itu diharapkan juga dapat menumbuhkan
kesadaran sejak awal untuk mencintai alam, dan mungkin juga anak bisa turut
berpartisipasi untuk menjaga dan memelihara lingkungan alam.
Akhir-akhir ini, perkembangan teknologi sudah menyebar hampir di
seluruh kota di Indonesia, bahkan sampai ke desa dengan adanya program
pemerintah internet masuk desa. Karena itulah, arus informasi dapat dengan
sangat cepat dan mudah diakses oleh setiap orang, juga oleh pelajar, sehingga
pemanfaatan teknologi seperti internet sudah dapat dijadikan sumber belajar
bagi pendidik dan peserta didik.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Simpulan
Dari
pembahasan di atas, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut:
Dari pembahasan
di atas, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut:
1. Sumber Belajar menurut AECT (Association for Education and Communication
Technology) menyatakan bahwa sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang
dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar, baik secara
terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai
tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Sumber belajar adalah
bahan-bahan yang dimanfaatkan dan diperlukan dalam proses pembelajaran, yang
dapat berupa buku teks, media cetak, media elektronik, narasumber, lingkungan
sekitar, dan sebagainya yang dapat meningkatkan kadar keaktifan dalam proses
pembelajaran.
2. Sumber belajar mempunyai peran yang sangat
erat dengan pembelajaran yang akan dilakukan, adapun peranan tersebut dalam
pembelajaran :
- Peran sumber belajar dalam pembelajaran Individual.
-
Peran sumber belajar dalam belajar klasikal
- Peran sumber belajar dalam belajar belompok
3. Jenis-jenis sumber belajar adalah: pesan, orang, bahan, alat,
teknik, lingkungan
4. Fungsi sumber belajar yaitu :
·
Meningkatkan produktifitas pembelajaran
·
Memberikan kemungkinan pembelajaran yang bersifat individual
·
Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran
·
Lebih memantapkan pembelajaran
·
Memungkinkan belajar secara seketika
·
Memungkinkan pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan
informasi yang mampu menebus batas geografis.
5. Dalam pemanfaatan sumber belajar,
hendaknya guru dapat lebih kreatif
menggunakan seluruh bentuk sumber belajar. Baik yang sederhana dan mudah
didapat, seperti barang bekas di sekitar kita, lingkungan sekitar bahkan dengan
pemanfaatan teknologi sebagai sumber belajar.
menggunakan seluruh bentuk sumber belajar. Baik yang sederhana dan mudah
didapat, seperti barang bekas di sekitar kita, lingkungan sekitar bahkan dengan
pemanfaatan teknologi sebagai sumber belajar.
Dalam
pemanfaatan sumber belajar, guru mempunyai tanggung jawab membantu
peserta didik belajar agar belajar lebih mudah, lebih lancar, lebih terarah. Oleh sebab
itu guru dituntut untuk memiliki kemampuan khusus yang berhubungan dengan
pemanfaatan sumber belajar.
peserta didik belajar agar belajar lebih mudah, lebih lancar, lebih terarah. Oleh sebab
itu guru dituntut untuk memiliki kemampuan khusus yang berhubungan dengan
pemanfaatan sumber belajar.
B. Saran
Dengan adanya simpulan di atas, maka penulis
mempunyai saran sebagai berikut:
a. Guru lebih mengembangkan dan memanfaatkan
berbagai sumber belajar sehingga dapat membantu memudahkan peserta didik dalam
pembelajaran.
b. Dengan beragam media yang tersedia siswa dapat mengoptimalkan
seluruh potensi yang dimilikinya, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
dengan baik dan pembelajaran lebih kreatif, aktif, efektif dan menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Majid,
Abdul, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2011
Sadiman, Arief S, dkk, Media Pendidikan: Pengertian Pengembangan dan
Pemanfatannya. Jakarta Rajagrafindo Persada, 2010
Sanjaya,
Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta:
Kencana
Prenada Media Group, 2011
Seels,
Barbara B dab Rita C. Richey, Teknologi Pembelajaran,
Definisi dan
Kawasannya,
Jakarta: Unit Penerbitan Universitas Negeri Jakarta, 1994
Warsita,
Bambang, Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya,
Jakarta:
Rineka Cipta, 2008
Internet
EmoticonEmoticon